Penyebab Serapan Tenaga Kerja Makin Kecil Meskipun Nila Investasi Besar

 Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan penyebab serapan tenaga kerja di Indonesia semakin kecil meski nilai investasi semakin besar.


tenaga_kerja_garmen
penyebab serapan tenaga kerja makin menurun meskipun investasi makin besar.


Tahun 2022 saja, total realisasi investasi yang mencapai Rp 1.207,2 triliun hanya menyerap tenaga kerjanya sebanyak 1.305.001 orang. Sedangkan pada 2017, dengan nilai realisasi investasi yang hanya Rp 692,8 triliun, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.176.323 orang.


Bahlil mengungkapkan, tidak maksimalnya penyerapan tenaga kerja lebih disebabkan oleh fokus arah kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini. Pemerintah berfokus pada hilirisasi yang berorientasi industri dan energi hijau. Ini mengakibatkan investasi yang masuk padat modal atau padat teknologi daripada padat karya.


Menurutnya ini sudah menjadi pilihan pemerintah. Sebab, dengan masuknya aliran investasi yang padat modal dan padat teknologi, Indonesia bisa lebih cepat menjadi negara maju daripada fokus pada padat karya.


"Ini antara pilihan kita maju padat karya tapi lambat kita maju atau kita pakai teknologi untuk cepat kita maju. Yang namanya tambang mana bisa kita padat karya, kalau kita bangun gedung oke, bawa truk oke, bawa alat oke, begitu sampai industrinya yang main sudah remot aja," ujarnya.


Meskipun demikian, Bahlil menegaskan, tidak serta merta pemerintah mengabaikan investasi padat karya. Dia menjelaskan, sektor padat karya sekarang di bagi ke sektor lainnya, salah satunya UMKM. Selama 2022, nilai investasi usaha mikro dan kecil mencapai Rp 318,6 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja hingga 7.608.210 orang.


"Soal padat karya betul investasi menciptakan lapangan pekerjaan. Tapi kalau gaya kita masih gaya 1980-an bagaimana kita mau maju. Tapi bukan kita abaikan mereka, karena padat karya ini penting untuk menciptakan lapangan kerja yang massive, contoh UMKM tadi," kata Bahlil.

Berita Berikutnya Berita Sebelumnya